Olahraga ekstrim yang sempat booming beberapa waktu lalu, bungy jumping tampaknya mendapat pesaing baru, yakni base jumping.
Pada dasarnya kedua olahraga ini sama-sama membutuhkan tempat tinggi. Bedanya, pada bungy jumping memakai pengaman tali lentur. Sementara base jumping berbekal parasut. Adrenalin kita bakal terpacu deras karena aturan pada base jumping adalah melompat tanpa membuka parasut.
Pada dasarnya kedua olahraga ini sama-sama membutuhkan tempat tinggi. Bedanya, pada bungy jumping memakai pengaman tali lentur. Sementara base jumping berbekal parasut. Adrenalin kita bakal terpacu deras karena aturan pada base jumping adalah melompat tanpa membuka parasut.
suzgraham.com
Sekilas tak ada bedanya dengan terjun payung biasa. Namun, base jumping
benar-benar aksi gila karena perlu perhitungan matang saat terjun
menghujam gravitasi sebelum akhirnya membuka parasut.
Ada batas ketinggian yang sebenarnya tergolong 'aman' untuk membuka parasut. Bila kita terlalu dekat ke tanah baru membuka parasut, hanya ada dua kemungkinan: payung mengembang atau sebaliknya gagal membuka dan..... buuum! tubuh hancur berkeping-keping.
Olahraga ini pertama kali dipopulerkan oleh Carl Boenish, seorang produser film yang memasukkan adegan ini dalam salah satu filmnya di tahun 1978.
Ada batas ketinggian yang sebenarnya tergolong 'aman' untuk membuka parasut. Bila kita terlalu dekat ke tanah baru membuka parasut, hanya ada dua kemungkinan: payung mengembang atau sebaliknya gagal membuka dan..... buuum! tubuh hancur berkeping-keping.
Olahraga ini pertama kali dipopulerkan oleh Carl Boenish, seorang produser film yang memasukkan adegan ini dalam salah satu filmnya di tahun 1978.
highinfatuation.com
Sesuai kata yang dipakai pada olahraga ini, "base" bisa mengartikan
bangunan tinggi seperti pencakar langit, antena tinggi, jembatan,
menara, pokoknya semua yang serba tinggi.
Base jumping tidak begitu mengandalkan kecepatan dan arah angin dalam melakukan pendaratan. Yang diperlukan hanya nyali yang besar untuk melompat dan membuka parasut.
Di mata pecinta base jumping, nama Valery Rosov (47) menjadi superstar, karena base jumper dari Rusia ini berhasil menetapkan rekor dunia baru dengan melakukan lompatan dari atas Shiving, sebuah gunung setinggi 6.543 m di Himalaya India. Rosov tidak memakai bantuan helikopter menuju puncak tersebut, melainkan mendaki selama 6 hari menuju lokasi.
Berbagai catatan lain juga menyusul dari berbagai base jumper sedunia. Yang terbaru, tahun 2011 lalu, Shin Ito (46) asal Jepang melompat dari ketinggian 9.800 meter. Ia meraih dua rekor yakni untuk lompatan tertinggi dan kecepatan melaju mencapai 363 km/jam.... ueedaaan rek!
Base jumping tidak begitu mengandalkan kecepatan dan arah angin dalam melakukan pendaratan. Yang diperlukan hanya nyali yang besar untuk melompat dan membuka parasut.
Di mata pecinta base jumping, nama Valery Rosov (47) menjadi superstar, karena base jumper dari Rusia ini berhasil menetapkan rekor dunia baru dengan melakukan lompatan dari atas Shiving, sebuah gunung setinggi 6.543 m di Himalaya India. Rosov tidak memakai bantuan helikopter menuju puncak tersebut, melainkan mendaki selama 6 hari menuju lokasi.
Berbagai catatan lain juga menyusul dari berbagai base jumper sedunia. Yang terbaru, tahun 2011 lalu, Shin Ito (46) asal Jepang melompat dari ketinggian 9.800 meter. Ia meraih dua rekor yakni untuk lompatan tertinggi dan kecepatan melaju mencapai 363 km/jam.... ueedaaan rek!
Sumber:
detik
detik
Coba cari tahu juga, Ayo pahami juga Istilah Dalam Asuransi
ReplyDelete