Nama Lengkap : Wiranto
Alias : No Alias
Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Minggu, 4 Mei 1947
Zodiac : Aries
Hobby : Tenis
Warga Negara : Indonesia
Ayah : RS Wirowijoto
Ibu : Suwarsijah
Istri : Hj. Rugaiya Usman, SH
Alias : No Alias
Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Minggu, 4 Mei 1947
Zodiac : Aries
Hobby : Tenis
Warga Negara : Indonesia
Ayah : RS Wirowijoto
Ibu : Suwarsijah
Istri : Hj. Rugaiya Usman, SH
BIOGRAFI
Jenderal TNI (Purn) Wiranto adalah politikus Indonesia dan tokoh
militer Indonesia. Wiranto lahir di Jogjakarta pada tanggal 4 April 1947
dari pasangan RS Wirowijoto dengan istrinya yang bernama Suwarsijah.
Ayah Wiranto berkerja sebagai seorang guru sekolah dasar sedangkan
ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Saat Wiranto berusia satu bulan,
dia dibawa orang tuanya pindah ke Surakarta karena terjadi agresi
Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di Surakarta, Wiranto
menyelesaikan sekolahnya hingga dia lulus dari Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Surakarta. Setamat SMA, Wiranto melanjutkan studinya dengan
masuk ke Akademi Militer Nasional dan lulus pada tahun 1968. Nama
Wiranto mulai menarik perhatian publik saat dia dipercaya untuk menjadi
ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1987 hingga tahun 1991. Setelah
menjadi ajudan presiden, karier militer Wiranto semakin meningkat ketika
dia dipromosikan menjadi Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, hingga
menjadi KSAD. Pada bulan Maret 1998, Presiden Soeharto kembali menunjuk
Wiranto, kali ini untuk menjadi Pangab (sekarang disebut Panglima TNI).
Kala itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional dari Presiden
Soeharto ke Presiden BJ Habibie. Posisi Wiranto ini tetap dipertahankan
hingga era Presiden BJ Habibie.
Ketika Presiden BJ Habibie lengser di tahun 1999 dan digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden keempat Indonesia, posisi Wiranto di pemerintahan tetap tak bergeming. Dia dipercaya oleh Presiden Abdurrahman Wahid untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, namun akhirnya dia dinonaktifkan dan mengundurkan diri. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi dengan judul Bersaksi di Tengah Badai. Di tahun 1004, Wiranto memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung. Dengan kemenangan ini, Wiranto kemudian melaju sebagai kandidat presiden pada 2004 bersama pasangannya, Salahuddin Wahid. Pada pemilihan ini, Wiranto gagal melaju karena langkahnya terganjal pada babak pertama setelah menempati urutan ketiga. Di tahun 2006, nama Wiranto kembali meramaikan bursa politik. Dia tampil sebagai ketua umum Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) yang dia dirikan pada tanggal 21 Desember 2006. Wiranto memperkenalkan partai yang dibentuknya ini di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang dari berbagai kalangan. Mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Partai Golkar Ir Akbar Tandjung, mantan wakil presiden Try Sutrisno, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, mantan menteri perekonomian Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman menghadiri peresmian partainya. Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen Partai Golkar Letnan Jenderal TNI (Purn) Ary Mardjono, mantan Gubernur Jawa Tengah Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan DR Hj. Tuty Alawiyah AS, dan masih banyak lagi. Pada 17 Januari 2007, Wiranto bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di Komplek MPR/DPR, Senayan (Jakarta). Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Pada tanggal 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dimana Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura. Pasangan ini menjadi pasangan yang pertama mendaftar di KPU dan mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi JK-WIN. Sayangnya, dalam pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung ini, Wiranto kembali gagal meraih kursi kepresidenan.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
Ketika Presiden BJ Habibie lengser di tahun 1999 dan digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden keempat Indonesia, posisi Wiranto di pemerintahan tetap tak bergeming. Dia dipercaya oleh Presiden Abdurrahman Wahid untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, namun akhirnya dia dinonaktifkan dan mengundurkan diri. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi dengan judul Bersaksi di Tengah Badai. Di tahun 1004, Wiranto memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung. Dengan kemenangan ini, Wiranto kemudian melaju sebagai kandidat presiden pada 2004 bersama pasangannya, Salahuddin Wahid. Pada pemilihan ini, Wiranto gagal melaju karena langkahnya terganjal pada babak pertama setelah menempati urutan ketiga. Di tahun 2006, nama Wiranto kembali meramaikan bursa politik. Dia tampil sebagai ketua umum Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) yang dia dirikan pada tanggal 21 Desember 2006. Wiranto memperkenalkan partai yang dibentuknya ini di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang dari berbagai kalangan. Mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Partai Golkar Ir Akbar Tandjung, mantan wakil presiden Try Sutrisno, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, mantan menteri perekonomian Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman menghadiri peresmian partainya. Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen Partai Golkar Letnan Jenderal TNI (Purn) Ary Mardjono, mantan Gubernur Jawa Tengah Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan DR Hj. Tuty Alawiyah AS, dan masih banyak lagi. Pada 17 Januari 2007, Wiranto bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di Komplek MPR/DPR, Senayan (Jakarta). Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Pada tanggal 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dimana Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura. Pasangan ini menjadi pasangan yang pertama mendaftar di KPU dan mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi JK-WIN. Sayangnya, dalam pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung ini, Wiranto kembali gagal meraih kursi kepresidenan.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
PENDIDIKAN
1.Akademi Militer Nasional (1968)
2.Sekolah Staf dan Komando TNI AD (1984)
3.Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara (1995)
4.Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer (1996)
2.Sekolah Staf dan Komando TNI AD (1984)
3.Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara (1995)
4.Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer (1996)
KARIR
1.Letnan Dua tahun 1968
2.Letnan Satu tahun 1971
3.Kapten tahun 1973
4.Mayor tahun 1979
5.Letkol tahun 1982
6.Kolonel tahun 1989
7.Brigjen TNI tahun 1993
8.Mayjen TNI tahun 1994
9.Letjen TNI tahun 1996
10.Jenderal TNI tahun 1997
2.Letnan Satu tahun 1971
3.Kapten tahun 1973
4.Mayor tahun 1979
5.Letkol tahun 1982
6.Kolonel tahun 1989
7.Brigjen TNI tahun 1993
8.Mayjen TNI tahun 1994
9.Letjen TNI tahun 1996
10.Jenderal TNI tahun 1997
SOCIAL MEDIA
http://www.wiranto.com/
0 komentar:
Post a Comment
www.Wrlov.blogspot.com Merupakan Blog DoFollow
Rules :
1.Komentar Sewajarnya
2.NO SPAM,SARA,FLAMMING,FLOODING
3.Komentar yang Melanggar Akan dihapus oleh Admin
4.Komentar Sesuai dengan Artikel
Terima Kasih Atas Perhatiannya.