Jadi Berita Mengabarkan – Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sebuah ungkapan yang bila kita renungi adalah hasil buah pemikiran untuk menjalani hidup dan memaknainya. Bukan soal anak yang sifat atau perilakunya seperti sang ayah, tapi lebih kepada peran sang ayah sebagai pemimpin, pengatur sekaligus pelatih untuk keluarganya. Pemain bola yang sebelum bertanding di lapangan, dimana mereka ditonton oleh puluhan ribu penggemarnya. Memiliki persamaan seperti sebuah keluarga atau tempat kita bekerja, atau bahkan pemerintahan yang kesemuanya itu dilatih dan dipimpin oleh “seseorang”.
Sepak bola adalah gambaran yang paling baik untuk mencerminkan bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan. Kosa kata ‘Goal’ sendiri dalam bahasa Indonesia artinya adalah ‘tujuan’. Disini 11 pemain ditambah pantauan sang pelatih, bahu membahu untuk menjadi yang terbaik, bukan sekedar untuk memetik kemenangan. Itu esensi dari sepakbola.
Barcelona dan Real Madrid merupakan gambaran jelas bentuk ungkapan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Pasti banyak yang menyadari kalau perangai kedua tim ini berbeda satu sama lainnya. Real Madrid musim ini ditangani oleh Jose Mourinho. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana cara Mou –red. Mourinho, dalam merespon setiap peristiwa. Baik itu kemenangan, kekalahan, atau hal lainnya dalam ruang lingkup sepak bola.
Di kubu Barcelona, di tahun ketiganya Peps Guardiola menangani tim. Potensial para pemainnya kian tersorot, seiring kecocokan pilihan pemain yang diramu olehnya sejalan dengan strategi yang dia terapkan. Alhasil sejauh ini dengan kekuatan penuh pemain inti yang Barca -red. Barcelona miliki, mereka baru menuai 1 kekalahan di semua laga. Adapun kekalahan mereka di Copa Del Rey, sang pelatih hanya menurunkan 3 pemain intinya kala itu. Lionel Messi, Xavi Hernandes, dan Gerard Pique.
Kita semua tahu kalau tahun ini Lionel Messi mendapat Ballon d’Or, gelar individu keduanya sebagai pemain terbaik. Dari tahun ke tahun, gelar ini tidak pernah banyak menjadi pro dan kontra sampai kemarin. Terutama dari Kubu Tim Rival, Real Madrid. Tercatat di banyak media, Casillas, Christiano Ronaldo, dan sang pelatih Jose Mourinho melayangkan komentar ketidak-setujuannya. Juga dari mantan anak asuhnya Jose Mourinho yang sempat terlalu banyak berbicara ketimbang bermain, yakni si Super Mario Italia Mari Balotelli yang menganggap Messi tidak pantas mendapat gelar itu.
Komentar dari Peps Guardiola sendiri hanya berkata kalau sebenarnya semua pemain di Barcelona layak mendapatkan Balon D’Or. Ini berarti Peps memang ‘mencintai anak asuhnya’ dan tidak mengistimewakan satu orang saja. Berbeda dengan banyak komentar yang menyebutkan nama seseorang yang lebih layak untuk mendapatkan gelar itu. Kerendahan hati Peps sendiri nampaknya menular ke pemain.
Xavi yang juga kadindat peraih Balon D’or menganggap dirinya bukan yang terbaik, dan tidak ada kekecewaan dari dirinya, dan dia meyakinkan kalau rekan timnya juga pasti berpendapat sama dengannya. Kala mereka mengalahkan rivalnya itu dengan skor telak 5-0 pun, salah satu kandidat Ballon D’Or yang juga pemain Barcelona Iniesta berucap kalau dia senang mereka bermain lebih disiplin, dan berhasil meminimalisasi serangan lawan. Bukan komentar yang nadanya menjatuhkan lawannya tersebut
Kalau dilanjutkan kepada respon para penggemar, sayangnya belum terlalu terasa, setidaknya yang saya pantau di Negara kita. Para penggemar masih saling menjatuhkan dan mengejek, namun disalah satu media bola on-line. Ada penggemar Barcelona yag berkomentar “Barcelona aja berendah hati, kenapa para penggemarnya bertindak sama dengan perilaku Mourinho, sangat saya sayanglan”. Penulis melihat ini dari berita yang ada di Internet. Saya suka membaca komentar-komentar para pembaca dan itulah yang saya dapat. Bila kerendahan hati Peps yang menjadi kerendahan hati Barcelona ini menular ke pada penggemarnya, bisa jadi akan berlanjut ke masing-masing kehidupan mereka. Di tempat kerja, keluarga, dan lingkungan masing-masing.
Saya tidak berpihak kepada tim manapun, tapi apa yang mau sampaikan adalah. Seorang Pemimpin Hendaknya Menulari Sifat Baik Mereka. Saya tidak mengatakan Mourinho tidak baik. Beliau hanya menggunakan psikologi dan cara-cara yang kontroversial. Para pemain pun menghormatinya, mengindikasikan bahwa Mou memang memiliki pengaruh yang baik dalam beberapa hal kepada para pemain. Para pemain jauh lebih berani dan percaya diri.
Kita bisa banyak belajar dari hal ini. Mari kita tengok kembali ke kehidupan kita sendiri. Sejauh mana kita menyerap, dan menulari apa yang baik, juga tidak banyak menggunjingkan kesalahan orang lain tapi lebih ke diri sendiri. Saya yakin Sepak Bola Indonesia akan terus maju, dan juga kepemimpinan di negara ini akan semakin baik, jika kita belajar dari Rivalitas kedua Tim ini.
jadiberita.com
0 komentar:
Post a Comment
www.Wrlov.blogspot.com Merupakan Blog DoFollow
Rules :
1.Komentar Sewajarnya
2.NO SPAM,SARA,FLAMMING,FLOODING
3.Komentar yang Melanggar Akan dihapus oleh Admin
4.Komentar Sesuai dengan Artikel
Terima Kasih Atas Perhatiannya.